Biroumrohhaji.id – Rukun haji dan umroh memiliki perbedaan, terutama pada proses pelaksanaannya. Meskipun terlihat mirip, pengertian keduanya pun sudah berbeda.
Haji menjadi rukun Islam kelima, sedangkan umrah adalah ziarah ke Baitullah yang hukumnya sunnah. Bakan waktu pelaksanaan kedua ibadah ini pun juga memiliki perbedaan.
Inilah Rukun Haji dan Umroh Lengkap dengan Keutamaannya
Dalam melaksanakan ibadah haji maupun umroh, seseorang harus paham syarat, rukun, dan tata caranya. Apabila seseorang belum memenuhi syarat dan rukun tersebut, maka ibadahnya bisa jadi tidak sah.
Oleh sebab itu, penting sekali mempelajari tentang rukun, syarat, dan keutamaan dari kedua ibadah ini.
Berikut pembahasan tentang rukun, syarat, dan keutamaan haji serta umroh.
1. Ihram
Rukun haji dan umroh yang pertama adalah ihram yang merupakan sebuah nama untuk suatu keadaan khusus. Maksudnya adalah keadaan suci yang menjadi tanda dimulainya ritual haji dan umroh.
Dimulai dengan niat lalu mengenakan pakaian serba putih. Hal ini melambangkan suci dan kebersihan.
Bagi kaum laki-laki mengenakan dua lembar kain putih. Satu dililit ke pinggang sampai lutut. Kemudian satunya disampirkan di bahu kiri.
Sedangkan untuk kaum perempuan dapat mengenakan pakaian biasa tapi harus menutup aurat. Sedangkan wajah dan tangan tidak boleh tertutup.
Sewaktu ihram terdapat juga larangan. Seperti potong kuku, memakai parfum, cukur rambut, berhubungan badan, membunuh hewan, memakai penutup kepala, dan menikah.
Rukun ihram memiliki tujuan untuk menunjukkan sebuah kesetaraan pada semua jamaah. Mengenakan kain tanpa jahitan menjadi simbol menjauhkan dari sifat sombong akan materi.
2. Wukuf
Rukun haji dan umroh inilah yang membedakan dari kedua ibadah tersebut. Pada ibadah umroh, seorang muslim tidak perlu melakukan wukuf di Arafah. Sedangkan pada haji, ini adalah rangkaian dari ibadah.
Wukuf sendiri memiliki arti ritual dan berdiam diri. Namun tidak hanya diam dan tanpa memikirkan apapun. Seorang jamaah haji sebaiknya berzikir dan berdoa selama di Padang Arafah.
Waktu wukuf ini dari matahari terbenam hingga matahari terbit. Tepatnya pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai tanggal 10 Dzulhijjah.
3. Melaksanakan Tawaf
Ini merupakan ritual mengelilingi Ka’bah secara berlawanan dengan arah jarum jam. Sesampainya di Masjidil Haram, jamaah harus melakukan tawaf kedatangan.
Selama tawaf inilah jamaah bisa mendekati dan mencium atau menyentuh Hajar Aswad sembari melafalkan doa.
Selama tawaf, jamaah dilarang makan, namun masih diperbolehkan minum. Setelah selesai tawaf, jamaah bisa langsung menunaikan sholat dua rakaat di maqam Nabi Ibrahim AS.
Rukun ini memiliki beberapa keutamaan. Tawaf adalah hiasan Ka’bah dan ikatan janji dengan Allah. Tawaf juga dapat menghapuskan dosa dan azab. Selain itu tawaf dapat mengangkat derajat seorang jamaah.
4. Sa’i Antara Safa dan Marwah
Setelah melaksanakan tawaf, rukun haji dan umroh berikutnya yaitu melakukan sa’i. Ini adalah rukun dari haji maupun umroh.
Prosesnya adalah dengan melakukan lari-lari kecil atau bisa juga berjalan di antara Safa hingga Marwah sebanyak tujuh kali. Untuk jarak Safa dan Marwah sendiri sejauh 400 meter.
Jadi, untuk total Sa’i ini sekitar 3 kilometer. Sa’i ini memiliki beberapa keutamaan. Hikmah tersebut antara lain belajar mengenai keimanan, tawakal, mendahulukan ikhtiar, dan ikhlas.
Menjadi salah satu rukun dalam ibadah haji maupun umroh, sebab Sa’i memiliki sejarah yang begitu mendalam. Yaitu kisah dari Siti Hajar dan Nabi Ismail AS saat masih kecil. Sehingga dengan menjalankan rukun ini, umat Islam diharapkan mampu meneladani kisah tersebut.
5. Mencukur Rambut (Tahallul)
Seusai melaksanakan Sa’i, para jamaah khususnya laki-laki harus mencukur atau merapikan rambut. Sedangkan untuk jamaah perempuan cukup dengan memotong sedikit rambutnya.
Setelah selesai melaksanakan tahallul, semua larangan ibadah haji dan umroh sudah boleh dilakukan. Kecuali berhubungan suami istri masih dilarang.
Jamaah bisa melakukan tahallul di tanggal 10 Dzulhijjah saat melontar jumroh. Melempar jumrah sendiri memiliki hikmah dalam mengingatkan umat Islam terhadap godaan iblis.
Sedangkan dengan mencukur rambut memiliki makna pembebasan dari dosa-dosa. Tahallul diharapkan menjadi simbol penyucian diri dan awal dari lembaran baru. Momen ini menjadi kesempatan bagi jamaah dalam memohon ampunan dari Allah SWT.
6. Menjalankan Ibadah dengan Tertib
Rukun haji dan umroh terakhir yang wajib dipenuhi oleh semua jamaah adalah tertib. Jamaah wajib melaksanakan semua rangkaian haji dan umroh secara berurutan. Mulai dari niat ihram hingga melakukan tahallul.
Tidak hanya pada kedua ibadah ini saja, tertib menjadi kunci sah dan tidaknya semua ibadah yang lain. Dengan memperhatikan urutan yang benar, maka menjadi representasi dari ketaatan dan keimanan jamaah kepada Allah SWT. Sehingga dapat menunaikan apa yang menjadi perintah serta menjauhi segala larangan-Nya.
Syarat dari Ibadah Haji dan Umroh
Baca juga : Sejarah Haji dari Masa Nabi Ibrahim hingga Nabi Muhammad
Seperti halnya ibadah lainnya, rukun haji dan umroh juga memiliki beberapa persyaratan bagi jamaah yang hendak menunaikannya.
Hal yang utama seseorang haruslah beragama Islam dan berakal sehat. Baik itu sehat dari segi jasmani maupun rohani.
Kemudian, seorang jamaah haji dan umroh haruslah sudah berusia dewasa atau baligh. Jamaah juga haruslah seseorang yang merdeka atau bukan seorang budak.
Nah, yang pasti jamaah haji dan umroh arus mampu. Mampu di sini dalam konteks mampu baik dari segi fisik, mental, hingga materi. Sebab, selain harus menyiapkan biaya pelaksanaan ibadah.
Seorang jamaah juga wajib hukumnya mencukupi biaya hidup untuk keluarga yang mereka tinggalkan di rumah.
Bahkan seorang jamaah haji dan umroh tidak diperbolehkan menjual satu-satunya sumber kehidupan hanya untuk mencukupi ibadah tersebut. Sebab, hal tersebut ditakutkan justru akan menjadi mudharat bagi seorang jamaah dan keluarganya.
Keutamaan Ibadah Haji dan Umroh
Baca juga : Mengenal Ibadah Haji, Hukum Hingga Waktu Pelaksanaannya
Selain rukun haji dan umroh, ketahui juga keutamaan ibadah tersebut. Keduanya merupakan ibadah yang mulia. Keutamaannya sempat disebutkan beberapa kali di Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.
Beberapa keutamaan tersebut menyebutkan bahwa kedua ibadah tersebut adalah amalan yang afdol. Bagi jamaah yang menunaikannya, maka akan dibalas dengan surga.
Kedua ibadah tersebut juga termasuk jihad di jalan Allah. Haji dan umroh juga menjadi sarana dalam menghapus dosa-dosa jamaah. Keduanya bahkan mampu menghilangkan kefakiran di dalam diri jamaah.
Selain mampu menghapus dosa-dosa, haji juga dapat menghilangkan kemiskinan. Seperti yang tertuang pada salah satu hadist yang menjelaskan bahwa haji dapat menghilangkan dosa dan kemiskinan layaknya pembakaran karat pada emas, besi, dan perak. Sementara tidak ada pahala untuk jamaah yang mabrur kecuali surga.
Perbedaan Rukun dan Wajib Haji ataupun Umroh
Baca juga : Keutamaan Haji dan Umroh, Meningkatkan Derajat Dunia Akhirat
Rukun haji dan umroh hanya dibedakan pada wukuf saja. Selebihnya, kedua ibadah ini memiliki rukun yang sama. Semua harus dilaksanakan dengan tertib. Rukun pada kedua ibadah ini menentukan sah dan tidak pelaksanaannya.
Rukun haji tidak bisa digantikan dengan denda yang lain. Sedangkan untuk wajib haji tidak mempengaruhi pada keabsahannya. Tetapi, jamaah yang meninggalkannya tanpa halangan tetap akan mendapatkan dosa karena kelalaian tersebut.
Itulah beberapa rukun haji dan umroh beserta penjelasan tentang keutamaan serta syarat sahnya ibadah. Kedua ibadah tersebut merupakan ibadah yang sakral. Sehingga sebaiknya jamaah memperhatikan betul rangkaian rukun, syarat, dan larangannya.
Supaya setelah usai pelaksanaan ibadah haji dan umroh, seorang jamaah dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan mendapatkan keutamaannya. Keyword: rukun haji dan umroh